Implementasi ERP pada PT. SEMEN GRESIK
Latar
Belakang
PT. Semen Gresik adalah perusahaan bergerak di industri
semen, yang didirikan sejak tahun 1957. Walau PT. Semen
Gresik bergerak di bidang industri semen, namun PT. Semen Gresik menyadari
bahwa perusahaan membutuhkan sebuah sistem informasi IT yang kompleks untuk
meningkatkan kinerja perusahaan mereka.
Pada bulan Juni
tahun 2001, ERP mulai diaplikasikan untuk mendukung bisnis proses yang ada di
Semen Gresik dengan penerapan pertama kali dilakukan di bagian finansial.
Dengan berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian penjualan dan kemudian
di bagian manufakturing.
Semen
Gresik sebenarnya telah menggunakan aplikasi buatan sendiri (in-house
development) berbasis program Foxbase dan database Sybase sejak 1989, namun
aplikasi ini tidak begitu efektif untuk menunjang kinerja PT. Semen Gresik. Aplikasi ini juga tidak
membuat bagian-bagian dalam PT. Semen Gresik terintegrasi satu sama lainnya.
Oleh karena itu untuk meningkatkan tingkat efektifitas dan efisiensi
kinerja di PT. Semen Gresik, maka pada Oktober 2000 dibentuklah Tim Proyek
Sistem Informasi Grup Semen Gresik untuk merealisasikan impian PT. Semen
Gresik.
Ada beberapa hal yang
melatar belakangi Semen Gresik untuk mengimplementasikan ERP,yaitu:
- Kebutuhan
‘Back Bone System’ yang kuat dan mampu memberikan informasi yang relevan
dan tepat waktu.
- Kebutuhan
integrasi sistem informasi Semen Gresik Group (SSG) guna mendapatkan
sinergi yang lebih optimal. Faktor-faktor yang mendorong adanya kebutuhan
integrasi tersebut diantaranya adalah :
ü Bergabungnya
Semen Tonasa dan Padang sebagai subsidiary Semen Gresik (distributor) Semen
Gresik tersebar di wilayah Jawa-Bali sehingga membutuhkan sistem
tersentralisasi untuk pengiriman ordernya agar order dapat segera diproses dan
dipenuhi.
ü Jaringan
distribusi Semen Gresik memiliki dua pabrik, dua puluh tiga gudang penyangga,
seratus dua puluh distributor dan empat puluh Ekspeditur. Order dari
distributor dapat dipenuhi dari pabrik maupun gudang penyangga sehingga perlu
sistem informasi yang terintegrasi diantara pabrik, gudang dan distributor.
ü Jaringan
pengiriman semen sangat kompleks dan melibatkan Ekspeditur untuk
menyelenggarakan jasa transportasi di Semen Gresik, menyebabkan kebutuhan untuk
mengintegrasikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pengiriman barang
terutama dengan pihak Ekspeditur.
Proses Implementasi ERP pada PT. Semen
Gresik
Berikut ini
adalah tugas Tim Proyek Sistem Informasi Grup Semen Gresik :
a) Mendefinisikan
rencana proyek yang realistis dan melaksanakan perubahan proses
bisnis sesuai tujuan perusahaan.
b) Melaksanakan
tahap-tahap pengembangan dan penerapan sistem dengan sebaik-baiknya, sesuai
dengan target waktu yang ditentukan.
c) Mengusulkan
penunjukan konsultan dan penetapan platform Sistem Informasi Perusahaan.
d) Menyusun
rencana anggaran dan melaporkan realisasi biaya proyek.
e) Melaksanakan
pengadaan barang dan jasa dalam batas-batas tertentu yang ditetapkan oleh
direksi.
f) Membuat laporan manajemen secara berkala
dan menyusun dokumentasi proyek.
Setelah melalui proses cukup panjang — memakan waktu hampir
1,5 tahun — Semen Gresik akhirnya memutuskan memakai solusi ERP JD Edwards.
Alasannya, solusi ini merupakan solusi Best Practice, serta cukup fleksibel dan
mudah diimplementasikan. Bahkan, beberapa pemain semen terbesar di dunia
menggunakan solusi ini, seperti Lafarge, Cemplank, Argos, Cockburn Cement, Cruz
Azul, Calme Cementi, Ferrobeton.
Sebelum diimplementasi, Tim Proyek meneliti lebih jauh calon
user (stakeholder analysis) selama hampir empat bulan. Salah satu tujuannya:
mengetahui sejauh mana tanggapan dan apresiasi mereka terhadap sistem baru yang
akan segera diimplementasi. Hasilnya, beberapa calon user di sejumlah
departemen memang ada yang menunjukkan resistensi terhadap perubahan, namun
secara umum banyak yang menerima terhadap solusi ini.
Proses selanjutnya adalah perusahaan membeli beberapa
perangkat hardware yang mendukungnya. Pada saat yang hampir bersamaan,
perusahaan membangun jaringan LAN/WAN ke seluruh cabang hingga ke gudang-gudang
yang tersebar di beberapa lokasi dan proses ini saja memakan waktu hingga dua
tahun.
Proses
implementasi modul-modul ERP ini, dimulai pada November 2000. Modul Maintenance, Inventory dan
Purchasing bisa go live Oktober 2001. Menyusul kemudian modul Finance pada
Januari 2002, dan terakhir modul Sales Order & Transportation bisa
diselesaikan pada Juli 2002.
Proses impelementasinya dilakukan secara bertahap atas
pertimbangan efektivitas. Pada fase ini, Semen Gresik dibantu oleh konsultan
Berca Hardaya Perkasa dan Praweda. Ada sekitar 60 orang yang terlibat
pada fase ini: 10 tenaga TI, dan sisanya terdiri dari para user dari berbagai
departemen. Hal yang paling rumit terjadi adalah pada saat implementasi modul
Sales Order & Transportation karena untuk modul ini, para user-nya tidak
hanya dari kalangan internal, tapi juga berbagai mitra bisnis, seperti para
buyer (distributor), toko-toko, dan perusahaan ekspeditur/transporter
(pengangkut semen) yang jumlahnya sekitar 100 dan tersebar dari Serang, Madura
hingga Bali. Sehingga kendalanya justru terletak pada sisi SDM-nya, bukan pada
sistemnya. Oleh karena itu, sebelum implementasi, dilakukan proses sosialisasi.
Antara lain, dengan mengumpulkan seluruh distributor dan memberikan briefing
kepada mereka. Setelah proses implementasi selesai, dilanjutkan dengan tahap
internalisasi (bersifat teknis): tim TI Semen Gresik mendatangi para
distributor di tiap daerah satu per satu.
PT. Semen Gresik
harus mengeluarkan dana sekitar Rp 46 miliar lebih. Namun, biaya sebesar itu
tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan sistem dan infrastruktur di Semen
Gresik, tapi juga mencakup Semen Padang dan Semen Tonasa.
Anggaran Implementasi ERP di Grup Semen Gresik:
1. Perangkat
lunak JD Edwards termasuk lisensi: Rp 7,3 miliar.
2. Perangkat
keras (server & client), Database dan Jaringan: Rp 30 miliar.
3. Jasa
Konsultan: Rp 5,2 miliar.
4. Pendidikan
dan Latihan: Rp 2,9 miliar.
5. Umum
& Administrasi: Rp 800 juta.
6. Tata
Ruang: Rp 400 juta.
Dalam mengimplementasikan ERP di Semen Gresik,
beberapa aspek teknis yang dilakukan oleh departemen Information Technology
(IT) diantaranya :
a) Mengimplementasikan
sofware J.D.Edwards
b) Membangun
sistem jaringan komputer (LAN/WAN)
c) Membangun
infrastruktur server dan database
d) Membangun
tata ruang sistem informasi
e) Menyusun
dokumentasi sistem.
Sedangkan aspek non
teknis yang dipertimbangkan oleh departemen IT pada khususnya serta perusahaan
pada umumnya dalam menyongsong implementasi ERP adalah :
Ø Komitmen
manajemen agar implementasi berhasil sehingga yang dipertimbangkan tidak lagi
apakah Software tersebut yang ”The Best”.
Ø Proses
mapping dilakukan karena bisnis proses J.D.Edwards ternyata tidak sama dengan
bisnis proses yang dijalankan Semen Gresik. Dari proses mapping ini ada dua
kemungkinan yaitu bisnis proses semen Gresik mengikuti J.D.Edwards atau
sebaliknya. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengkaji efek dalam jangka
panjang dan pendek terhadap pemilihan bisnis proses yang akan dipakai. Sebagai
contoh proses pengadaan barang diputuskan oleh Semen Gresik untuk mengikuti
bisnis proses J.D.Edwards.
Ø Perubahan
bisnis proses dan implementasi ERP menyebabkan perubahan-perubahan dalam
struktur organisasi berupa bertambahnya job discription dan unit-unit kerja
baru yang berfungsi untuk mendukung implementasi ERP.
Ø Aplikasi
”Change Management” untuk mengelola perubahan-perubahan yang terjadi dengan
adanya implementasi ERP.
Kendala dalam Implementasi ERP
Beberapa
kendala yang dihadapi oleh pihak Semen Gresik dalam implementasi dikategorikan
menjadi 3 aspek :
- Teknis, diantaranya masalah bahasa dan
perubahan dari model hard copy menjadi model display. Penggunaan Software
ERP menuntut terminologi istilah yang sama sehingga istilah-istilah dalam
produksi, penjualan, dan lain-lain yang digunakan di Semen Gresik harus
dirubah sesuai istilah-istilah dalam ERP yang berbahasa Inggris.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen secara
tradisional dilakukan dengan menggunakan model hard copy dimana Manajer
menandatangani tumpukan kertas yang dimejanya dipaksa untuk membuka
komputer karena proses Approval dilakukan melalui media tersebut (model
display).
- Budaya, implementasi ERP yang berbasis
penggunaan teknologi menuntut perubahan-perubahan yang harus dilakukan
karyawan diantaranya harus aware terhadap penggunaan software tersebut
(sebagai contoh selalu update data).
- Politik, kendala yang menghambat
implementasi berasal dari dalam tubuh departemen IT sendiri dan dari luar
departemen.
o
Sebagian
besar karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena digantikan oleh sistem
tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum penerapan sistem ERP, bagian IT inilah
yang bertanggung jawab untuk membuat aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan
user disemua departemen. Beberapa karyawan di luar departemen IT juga merasa
terancam dengan berkurangnya kekuasaan karena sebagian pekerjaan akan dilakukan
oleh software ERP.
o
Dengan
alasan politis tertentu, beberapa unit kerja yang sebenarnya bisa dihapus
dengan penerapan J.D.Edwards tidak dapat dilakukan.
o
Keengganan
user atau karyawan departemen lain pada saat diimplementasikan software karena
adanya unsur ”ketidakpercayaan” terhadap departemen IT. Ketidakpercayaan
tersebut timbul karena ketakutan bahwa data-data atau laporan-laporan rahasia
mereka akan diketahui oleh bagian IT selaku administrator.
Untuk mengatasi kendala
tersebut, ada beberapa hal yang telah dilakukan pihak Semen Gresik :
§ Implementasi
Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola perubahan-perubahan yang
terjadi dalam implementasi ERP.
§ Pendekatan
dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui presentasi-presentasi untuk
menunjukkan kelebihan-kelebihan implementasi sistem tersebut.
§ Pengembangan
Sistem Recovery dalam Implementasi ERP.
Hasil Implementasi ERP
Dengan implementasi yang telah dilaksanakan di Semen Gresik
ada beberapa perbaikan yang diperoleh diantaranya :
v Mempercepat
proses order dari distributor sehingga membantu meningkatkan penjualan semen.
v Mempercepat
waktu pembuatan laporan keuangan, dari sebelumnya per tanggal lima belas
menjadi tanggal lima sudah tercetak semua laporan.
v Meningkatkan
keakuratan informasi
v
Proses
bisnis yang berlangsung di perusahaannya jauh lebih efisien. Semua proses bisnis di berbagai departemen sudah bisa
dilakukan secara cepat dan tepat.
v
Dari
sisi produktivitas karyawan, terjadi peningkatan yang mengacu pada survei
internal perusahaan, setelah 6 bulan sistem baru itu go live, umumnya user
mengaku puas.
Kesimpulan
·
Implementasi ERP pada perusahaan
dapat memberikan banyak keuntungan asalkan mampu diimplementasi dengan baik.
Namun implementasi ERP merupakan investasi jangka panjang, dimana pada awal
implementasi perusahaan harus mengeluarkan modal yang sangat besar dan ROI
dapat dirasakan tidak dalam waktu dekat.
·
Dapat disimpulkan beberapa faktor
kunci kesuksesan implementasi ERP di PT. Semen Gresik, yaitu : bisnis proses yang matang, manajemen
perubahan yang baik, komitmen mulai dari level manajemen sampai ke user, dan
perubahan budaya organisasi. PT. Semen Gresik berhasil mengintegrasikan
perubahan dengan mempertimbangkan business process, people dan IT.
0 komentar:
Posting Komentar